Posting Terakhir
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan

Menko Perekonomian Pastikan Pasca Banjir Tidak Ada Tanda-tanda Kekurangan Bahan Pangan Pokok

Jakarta – Pasca musibah banjir yang melanda Jabodetabek, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memastikan pasokan kebutuhan pokok nasional masih aman.

“Hingga saat ini tidak ada tanda-tanda kekurangan bahan pangan pokok,” ujarnya dalam kunjungan kerja ke Tanjung Priok dan peluncuran Auto Gate System JICT, Jakarta, Senin (21/1/2013).

Menurut Menko Perekonomian, pasca banjir yang melanda tidak ada sesuatu yang menggangu kebutuhan pokok masyarakat. Walaupun pastinya ada salah satu bahan pokok yang mengalami lonjakan harga. “Misalnya cabe mengalami kenaikan harga karena situasi banjir, bisa saja terjadi tapi secara keseluruhan tidak ada tanda-tanda masyarakat kekurangan bahan pangan,” ujarnya.

Sementara terkait beras, ia mengatakan stok beras yang ada di gudang Perum Bulog tetap mampu didistribusikan secara merata di berbagai daerah tanah air.

“Bulog sudah kita instruksikan, apabila terjadi gangguan di masing-masing Provinsi, maka gubernur-nya dapat berkoordinasi agar Bulog bisa mengeluarkan beras dari gudangnya,” jelasnya.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebelumnya mengaku pasokan kebutuhan bahan pokok terbilang stabil. Hanya saja, mengalami kenaikan karena adanya peningkatan bea transportasi.

Akibatnya, menyebabkan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, seperti cabai, daging ayam, telur dan bawang putih.
Baca »»  
 

Menko Perekonomian Resmikan Auto Gate Sytem di JICT

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meresmikan peluncuran auto gate system di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok. Sistem ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja pelayanan di pelabuhan guna pengembangan sistem logistik nasional.

“Kalau kita ingat begitu banyak kebijakan yang dikeluarkan agar kita bisa menghadirkan sistem logistik dan kecepatan arus barang itu menjadi ukuran yang standar di ASEAN maupun secara global. Arah kita kesana namun kita melihat dari tahun ke tahun ada progres,” ujarnya dalam kunjungan kerja ke Tanjung Priok dan peluncuran Auto Gate System JICT, Jakarta, Senin (21/1/2013).

Lebih lanjut ia mengatakan dengan bekerjanya auto gate system di JICT maka diharapkan akan meningkatkan kecepatan pelayanan di pintu pemasukan atau pengeluaran, sehingga secara signifikan dapat memberikan kontribusi penurunan dweling time

Selain itu, dengan penerapan auto gate system ini maka pelayanan di pintu yang dulunya dilakukan secara manual oleh dua petugas Bea Cukai di setiap pintu nantinya tidak aka nada lagi, semua dilakukan secara otomatis dan dikontrol melalui customs control room.

 “Ini perlu agar tercipta pelabuhan yang serius memenuhi standar Internasional dan tidak terdistorsi berbagai elemen bisa kita wujudkan,” ujarnya.

Menko Perekonomian juga mengatakan target besar pemerintah saat ini adalah menurunkan dwelling time di Tanjung Priok. Selama ini, sambung dia, dwelling time di Tanjung Priok masih berkisar 6 hari, oleh karenanya pemerintah terus berupaya untuk menurunkan menjadi 4 hari.

“Target 4 hari untuk menyaingi Malaysia, jangan ditawar-tawar lagi. Kalau itu tercapai maka target kita menurunkan cost logistic dari 14,8% menjadi 10% dapat tercapai,” ujarnya.

Menko Perekonomian juga meminta kepada PT Pelindo untuk terus melakukan penataan di pelabuhan. Dan menyerahkan sarana angkutan kepada dunia usaha. “Dengan demikian maka sinergi ini akan tercapai percepatan dari pada konektivitas kita,” ujarnya.

Dalam peluncuran auto gate system, Menko Perekonomian didampingi Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Pertanian Suswono, dan Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo.
Baca »»  
 

Menko Perekonomian Terima Kunjungan Dua Perusahaan Besar Asal Jepang & Korea

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa hari ini menerima kunjungan dua perusahaan besar asal Jepang dan Korea. Perusahaan dua negara ini menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.

"Doozan Group adalah salah satu perusahaan tertua di Korea dan Marubeni itu juga merupakan salah satu perusahaan yang besar di Jepang dan sudah lama beroperasi di Indonesia," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional Rizal Affandi Lukman di Kementerian Perekonomian, Rabu (16/01/2013).

Lebih lanjut, Deputi Menko Perekonomian mengatakan kunjungan Doozan Group ke Menko Perekonomian untuk memperoleh informasi secara langsung mengenai perkembangan ekonomi di Indonesia dan memberikan apresiasinya, terutama pada saat ekonomi dunia sedang melambat, tapi ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 6 persen.

"Mereka tertarik untuk masuk dalam investasi di Indonesia, dan sekarang sudah berinvestasi pembangkit listrik di Cirebon bersama-sama dengan Marubeni, dan Korea juga tertarik pada proyek-proyek untuk masalah perkotaan," ujarnya.

Sementara Marubeni, menyatakan ketertarikannya untuk tetap berinvestasi di Indonesia. "Mereka menunjukkan bahwa ada kepercayaan disebutkan bahwa stock exchange di Jepang ini kebutuhannya sangat kuat," ujarnya.

Menurutnya, kedua perusahaan tersebut memiliki ketertarikan untuk membantu pembangunan di Indonesia terutama masalah perkotaan untuk membantu terutama di listriknya, water treatment, dan lain-lain.

"Pak Menko juga menawarkan bidang-bidang yang bisa di masuki oleh Doozan Group, termasuk bidang energi, food indutsry, kemudian juga infrastruktur project, power plan dan sebagainya," ungkapnya.

Ia juga menyebutkan perusahaan asal Jepang dan Korea ini juga tertarik pembangunan proyek transportasi Mass Rapid Transit (MRT).
Baca »»  
 

Menko Perekonomian membuka Rakernas Pertanian 2013

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menghadiri sekaligus membuka acara Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2013 dengan tema “Jadikan Tahun 2013 Sebagai Tahun Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Tuntas Dalam Rangka Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Pembangunan Pertanian,” di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

Dalam pidato pembukaan acara tersebut, menko perekonomian menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada jajaran kementerian pertanian yang mengagendakan rapat kerja nasional pada tahun 2013 ini untuk memantapkan suksesnya capaian di bidang pertanian yang merupakan pilar penting di dalam pembangunan ekonomi nasional. “Dan saya pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran kementerian pertanian yang telah meraih sukses di tahun 2012 dengan capaian yang jauh lebih baik dibandingkan tahun 2011,” ungkap menko perekonomian. Walaupun BPS belum menetapkan berapa nominal growth di bidang pangan terutama beras, tetapi ramalan sudah mendekati 5% dan bulog sudah membeli beras dari petani lebih dari 3 juta ton.

Menko perekonomian mengungkapkan bahwa muara dari kesuksesan yang diraih di bidang pertanian adalah tercapainya kesejahteraan para petani dan secara keseluruhan tercapainya kesejahteraan bangsa Indonesia. Jika Indonesia ingin mewujudkan bangsa yang berdaya saing serta sekaligus untuk mengatasi kemiskinan, maka pembangunan sektor pertanian harus diarahkan sebagai basis pengembangan ekonomi serta untuk mencapai kemandirian pangan yang didukung oleh sektor industri.

Beliau juga menjelaskan faktor-faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi secara makro dari sisi permintaan. Pertama, yaitu APBN yang ekspansif terutama belanja modal dari sektor infrastruktur. Tanggung jawab mencapai sukses pertanian tidak hanya terletak di pundak kementerian pertanian semata, tanpa didukung infrastruktur, pembiayaan, mekanisasi serta sektor-sektor lain yang terkait maka sasaran-sasaran yang ingin diraih akan sangat sulit tercapai. Kedua, kondisi daya beli masyarakat yang baik karena tingkat inflasi pangan pokok yang stabil. Ketiga, netto ekspor impor pangan pokok yang semakin positif. Dan yang terakhir adalah investasi yang kreatif dengan membangun industri-industri yang bahan bakunya berbasis kepada potensi nasional.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan agar tidak terjadi zero sum game dengan meningkatkan produktifitas melalui peningkatan luas masa tanaman. Serta kepastian harga agar petani merasa aman sehingga stabilisasi harga pangan pokok, swasembada serta kemandirian pangan bisa tercapai.
“Kita tidak bisa tidak harus memiliki kemandirian pangan, karena itu yang akan membawa kita kepada negara maju. Serta, kemandirian pangan tersebut harus dibarengi dengan kesejahteraan yang semakin meningkat,” ujar beliau.
Baca »»  
 

Pemerintah Pastikan Akan Ubah Komposisi Pendanaan Proyek MRT

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa belum bersedia menyebutkan berapa jumlah komposisi pendanaan Proyek transportasi Mass Rapid Transit (MRT). Namun, Menko Perekonomian memastikan mengubah komposisi pendanaan MRT yang sebelumnya pemerintah sebesar 42 persen dan pemerintah provinsi DKI Jakarta sebesar 58 persen.

"Kita akan melakukan satu perubahan terhadap komposisi tersebut," kata Menko Perekonomian dalam jumpa pers di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/1/2013).

Lebih lanjut, ia mengatakan keputusan tersebut saat ini sedang dipersiapkan dan akan segera dikirimkan ke pemprov DKI. "Keputusan Menko tersebut sedang dipersiapkan oleh tim, maka begitu nanti saya tanda tangani, segera akan saya sampaikan kepada saudara. Jangan saya menyampaikan angka dan komposisinya sebelum saya menandatangani dan saya tujukan kepada Gubernur DKI," ujarnya.

Menurutnya, surat keputusan proyek trasportasi MRT akan ditanda tangani sore ini dan dikirimkan langsung ke Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 16 Januari 2013.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta mengiginkan agar nantinya tarif MRT tidak mencapai Rp38.000. Pasalnya tarif tersebut dinilai masih tinggi untuk masyarakat. Ia berharap agar harga tiket MRT dapat mencapai Rp10.000. Oleh karena itu, pihak Pemprov DKI mengusulkan agar beban subsidi yang ditanggung pemerintah pusat bisa menjadi 60 persen dan 40 persen ditanggung pemprov DKI.
Baca »»  
 

Pajak Jaring 2,49 Juta WP Baru di 2012

Jakarta - Selama 2012 Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil menjaring 2,49 juta wajib pajak (WP) baru.

"Ditjen pajak mendapatkan sebanyak 2,49 juta wajib pajak baru dari hasil sensus pajak. Maka, total WP sampai 2012 menjadi 24,81 juta wajib pajak," kata Dirjen Pajak Fuad Rahmany di Jakarta, Senin (14/1/2013).

Lebih lanjut Dirjen Pajak mengatakan dari 2,49 juta tersebut terdapat WP badan yang terdaftar kurang lebih 206.507 sisanya WP individu sebanyak 2.249.639. Total WP sebanyak 24,81 juta termasuk bendahara sebanyak 545.352.

Dari data Ditjen Pajak, pada 2012, penambahan WP orang pribadi sekitar 2,25 juta atau total 22,13 juta pada akhir tahun lalu. Sedangkan untuk WP badan penambahan, sekira 204,51 ribu dengan total sampai 2012 sebanyak 2,14 juta. Selain itu, bendahara di 2012 mencapai 37,35 ribu dengan total 545,23 ribu.

Ia mengakui pencapaian pajak 2012 tidak mencapai target APBNP 2012 sebesar Rp. 1.016 triliun atau 96,4 persen. Sementara penerimaan pajak termasuk bea cukai yang terealisasi di 2012 mencapai Rp. 980,1 triliun.

Rendahnya penerimaan pajak ini, menurut Dirjen Pajak disebabkan ada sektor dominan antara lain industri manufaktur, pertambangan, keuangan dan perkebunan yang mengalami perlambatan.

"Tahun ini tidak terlalu drop karena terbantu sektor pertanian. Sawit dan lain-lain mengalami perlambatan sehingga laba turun dan penerimaan pajak juga turun. Harga turun dan volume ekspor juga turun," ujarnya.

Di 2013 ini, Dirjen Pajak mengaku akan menggenjot penerimaan pajak dengan beberapa strategi.

"Faktur pajak yang selama ini penomorannya dilakukan pihak perusahaan, tahun 2013 hanya akan diberikan Direktorat Jendral Pajak. Agar tidak ada lagi yang mengemplang," jelasnya.

Ia juga mengatakan, sumber daya manusia yang dimiliki Dirjen Pajak akan terus ditingkatkan keterampilan dan inisiatifnya. "Orang pajak harus proaktif, kreatif dan berani menghadapi wajib pajak yang nyeleneh," ungkapnya.

Untuk di 2013 ini, sambungnya, Pajak mengincar penerimaan perpajakan dari pengusaha kelompok menengah yang omsetnya bukan termasuk kategori UKM seperti pengusaha di mal yang memiliki omset usaha mencapai miliaran rupiah.
Baca »»  
 

Stok Beras Aman Hadapi Banjir

Jakarta - Perum Bulog menegaskan persediaan beras digudang bulog mencukupi sampai 8 bulan ke depan. Perum Bulog tidak merasa khawatir akan adanya lonjakan harga akibat kondisi cuaca belakangan ini mengakibatkan sejumlah wilayah khususnya Jabodetabek.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan pihaknya sangat siap untuk melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga beras di lapangan khususnya di wilayah Jabodetabek. Dirinya mengaku tinggal menunggu inisiatif dari pemerintah daerah untuk merekomendasikan adanya hambatan   distribusi.

"Cadangan Bulog posisinya hampir 3,2 juta ton. Itu artinya sangat cukup untuk menutup seandainya terjadi kesulitan distribusi," ujarnya usai rapat kerja di Kementerian Perekonomian, Kamis (17/1/2013).

Menurutnya, cadangan beras yang cukup besar tersebut bisa digunakan untuk operasi pasar kalau harga naik akibat banjir yang sampai melumpuhkan kota Jakarta. "Kita bisa saja menggunakan itu," ujarnya.

Namun,  ia tetap berharap banjir di Jabodetabek ini tidak mempengaruhi harga beras. Kalaupun ada suatu daerah yang harga bersanya naik, maka bulog mengaku siap melakukan operasi pasar.
Baca »»  
 
 
Copyright © 2013. Desir Cahaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Blogger